Semangat Pagi


Kau telah mengajarkan jiwaku yang gelapdan kabut mendekap hatimu. Hatiku yang bahkan tak tersentuh oleh cahaya dan tak pernah terpetakan, kau mampu menujunya. Matamu, kekasih, selalu meruntuhkan cahaya-cahaya yang berkilau ke dadaku.
Lirih bisikan kasihmu, bergaung hingga kedasar sanubari dan selalu menggetakan sendi-sendiku.  Begitu kudusnya cintamu, hingga mampu membangkitkan kembali hati yang telah aku nisankan. Cinta yang tak mengenal kasta, bahkan antara menjadi tiada apa-apanya bagi kita. Namun, penantian kita yang purba telah menumbuhkan bibit-bibit rindu yang kian meranum. Kita merayakan perhelatan rindu dengan ihwal yang hening, tidak dengan dentuman musik dan botolan anggur; melulu airmata, airmata kebahagiaan senantiasa berlinang menyempurnakan genapnya rindu kita. Dengan mencintaimu, kutempuh jalan sunyi. Mendamaikan keterasingan, menunjukkan sepi ialah keindahan. Dan ketika cinta segala-galanya menuju ke engkau, maka rindu sudah tak lagi membutuhkan kalimat dan tanda baca

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rasa Syukur Seorang Narapidana

Meneladani dengan Spirit “Fastabiqû Al-khairât”